Dalam Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja OHSAS 18001, kecelakaan tidak muncul secara tiba-tiba, hasil investigasi yang mendalam kecelakaan itu ada mata rantai kejadian sebelumnya. Efek domino menyatakan bahwa kecelakaan disebabkan oleh kejadian dan faktor. Penyebabnya bisa kondisi atau tindakan yang tidak aman. Apa saja yang perlu diketahui tentang OHSAS 18001 dan Risk Assessment? Pengendalian Manajemen Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja OHSAS 18001 memiliki konsep bahwa kondisi atau tindakan yang tidak aman hanya penyebab langsung, penyebab langsung disebabkan penyebab dasar. Penyebab dasar adalah kelemahan pengendalian manajemen. Karena itu dalam OHSAS 18001 manajemen harus mengidentifikasi hazard, yaitu sumber atau situasi dengan potensi bahaya terhadap kecelakaan dan kesehatan manusia. Sedangkan risiko adalah kombinasi dari kemungkinan dan seberapa berat akibat yang ditimbulkan apabila hazard terjadi. Penilaian Risiko OHSAS 18001 mewajibkan perusahaan untuk melakukan risk assessment yaitu proses memperkirakan besarnya (magnitude/severity) risiko apakah masih dalam taraf toleransi. Aktifitas risk assessment ini harus berkelanjutan untuk aktifitas rutin dan non rutin. Seringkali aktifitas yang non rutin terlewat. Risk assessment juga dilakukan untuk seluruh personil yang memasuki tempat kerja (pengunjung dan subkontraktor). Risk assesment adalah kegiatan inti dari Sistem Manajemen K3 OHSAS, karena harus berkelanjutan makan pendekatannya proaktif dibandingkan reaktif. Dalam audit SMK3 OHSAS dilakukan Dokumen Review dari Risk Assesment atau yang biasa disebut HIRADC. Majemenen harus dapat menunjukkan dokumen HIRADC yang dilakukan secara sistematis dan komprehensif mencakup seluruh aktifitas, proses, operasi dan tempat kerja. Metodologi HIRADC Sistematis berarti ditetapkan metodenya, Konsultan ISO OHSAS 18001 tidak menjelaskan secara spesifik metodologinya, tugas auditor memastikan bahwa kegiatan Risk Assessment ini cukup. Perusahaan dalam industri yang risikonya kecil, metode HIRADC dapat sederhana. Namun jika perusahaan merupakan industri dengan risiko besar dan tingkat kompleksitas proses yang tinggi, maka metode HIRADCnya harus komprehensif untuk memastikan Risk Assessmentnya efektif. Proses yang kompleks bisa didukung data kuantitatif dan banyak dokumentasi, sebaliknya HIRADC yang sederhana dapat dengan data kualitatif. Metodologi HIRADC bisa berbeda tapi yang penting perusahaan harus bisa memastikan HIRADC menjawab 4 pertanyaan yaitu : Apa yang bisa berakibat buruk? Berapa sering kemungkinannya? Berapa buruk akibatnya? dan Bisakah kita mentoleransinya?. Ini mudah dikatakan, namun secara teknis sulit untuk melaksanakannya terutama untuk perusahaan yang menghadapi perubahan teknologi dan risiko-risiko baru. HIRADC biasanya dilakukan untuk proses-proses utama, bisa juga dilakukan per unit/ departemen yang merinci proses apa saja, ada mesin apa saja, ada bahan baku apa saja. Ukuran Pengendalian OHSAS 18001 tidak menetapkan ukuran pengendalian sebagai kriteria kinerja OHSAS, namun perusahaan harus memastikan konsistennya dengan Kebijakan dan Komitmen Manajemen dan monitoring pencapaiannya di lapangan sesuai dengan klausul Pengendalian Operasi. HIRADC dan ukuran pengendalian adalah ukuran efektifitas Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja OHSAS 18001. Hasil HIRADRC merupakan masukan untuk menetapkan kebutuhan fasilitas kerja dan kebutuhan pelatihan. Apakah setiap hazard yang diidentifikasi harus ditetapkan cara pengendaliannya? Apabila kemungkinan terjadinya sangat kecil dan risiko akibatnya juga sangat kecil maka kategori risiko akan kecil dan mungkin saja masuk dalam toleransi ukuran pengendalian yang masih dapat diterima oleh perusahaan. Siapa Yang Melakukan HIRADC? Siapa yang melakukan melakukan Risk Assessment? apakah dilakukan oleh personil atau tim? Bagaimana kompetensinya?, apakah tim kemampuan dalam menggunakan teknik-teknik seperti brainstorming, teknik ‘what if’, Matrix Risiko, HAZOP (Hazard and Operability Studies), FMEA (Failure Mode and Effect Analysis), FTA (Fault Tree Analysis), ETA (Event Tree Analysis). Evaluasi efektifitas penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja OHSAS 18001, dilaksanakan salah satunya dengan meninjau metode Risk Assessment yang digunakan. Konsultan ISO OHSAS – Change Konsultan memberikan pelatihan untuk melaksanakan Risk Assessment dengan baik. >> Informasi ISO di Artikel Konsultan ISO (Beranda)
Apa Saja Prosedur OHSAS 18001
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja OHSAS 18001 mewajibkan perusahaan untuk menetapkan prosedur OHSAS 18001 agar organisasi mampu mengendalikan risiko-risiko K3 dan meningkatkan kinerjanya. Konsultan ISO Integrasi memastikan keterpaduan sistem manajemen OHSAS 18001 dengan sistem manajemen ISO 9001 dan ISO 14001 yang telah dimiliki oleh perusahaan. Agar dapat menunjukkan kesesuaian dengan standar OHSAS 18001 berikut ini beberapa prosedur dan tujuannya yang harus dikembangkan oleh perusahaan yang akan mendapatkan sertifikat OHSAS 18001 : Identifikasi bahaya dan penilaian risiko, proses ini bertujuan agar semua potensi bahaya diidentifikasi, dinilai risikonya serta dilakukan upaya pengendalian risiko. Identifikasi peraturan dan persyaratan K3, prosedur ini mempunyai tujuan agar semua peraturan perundangan dan persyaratan lain tentang K3 diidentifikasi, diupdate, dan dikomunikasikan kepada pihak-pihak terkait. Konsultasi dan Komunikasi K3, kegiatan ini untuk memastikan bahwa setiap masalah K3 ditindaklanjuti dengan tindakan perbaikan atau penyelesaian masalah dan informasi-informasi tentang K3 dapat dikomunikasikan ke pihak yang berkepentingan baik ke dalam ataupun ke luar perusahaan. Operasional K3, proses ini dimaksudkan untuk menjadi panduan pengendalian K3 dalam kegiatan operasional pelaksanaan jasa konstruksi yang berisiko tinggi. Kesiagaan dan Tanggap Darurat, prosedur ini bertujuan agar perusahaan senantiasa siap dan tanggap dalam keadaan darurat yang mungkin terjadi. Penanganan Ketidaksesuaian, Insiden dan Kecelakaan, proses ini bertujuan untuk memberikan petunjuk yang sistematis dan terdokumentasi dalam penanganan ketidaksesuaian, insiden dan kecelakaan. Inspeksi Tempat Kerja, aktifitas ini bertujuan untuk memastikan bahwa seluruh pengawasan tempat kerja seperti yang ditentukan oleh persyaratan internal maupun eksternal, telah dipenuhi. Change Konsultan ISO OHSAS membantu perusahaan untuk mengembangkan seluruh dokumentasi prosedur OHSAS 18001 yang dipersyaratkan untuk dapat mencapai Sertifikat OHSAS 18001.